PERTEMUAN 1_Presented by Dr. Marbun
Psikopatologi adalah ilmu yang mempelajari gejala gangguan jiwa. Dua hal yang dipelajari dalam psikopatologi, yaitu :- Jenis-jenis gejala gangguan jiwa
- Proses terjadinya gejala gangguan jiwa
Gangguan jiwa adalah suatu jenis gangguan yang memperlihatkan gejala klinik yang bermakna yang bisa berupa sindrom psikologik atau sindrom perilaku yang menyebabkan timbulnya penderitaan pada orang yang bersangkutan dan menyebabkan orang tersebut terganggu dalam melakukan fungsi sosial dan perawatan diri.
Kelompok besar gejala gangguan jiwa :
- Gangguan pikiran
- Gangguan emosi
- Gangguan persepsi
- Gangguan motorik
- Gangguan bicara
- Gangguan ingatan
- Gangguan kesadaran
- Gangguan Pikiran, gangguan pikiran dibagi menjadi 2, antara lain :
- Gangguan arus pikiran, dibagi :
- Pikiran melompat (flight of idea) merupakan gangguan arus pikiran dimana pikirannya cepat beralih dari satu topik ke topik lainnya. Ciri nya orang ini banyak berbicara, banyak ide yang muncul dan berbicara dengan cepat, banyak gagasan-gagasan / rencana-rencana yang kelihatannya sangat cemerlang tapi tidak realistis, penderita manik (kelihatannya semangat, gembira), masih bisa dimengerti arah pembicaraannya.
- Pikiran melambat (Thought Retardation) merupakan gangguan arus pikiran dimana pikirannya menjadi lambat, biasanya kalau ditanya menjawabnya agak lama, ditanya 2-3 kali baru menjawab seperti orang yang kurang konsentrasi dan biasanya hal ini ditemui pada pasien depresi berat dan orang tersebut berbicara dengan suara pelan dan lambat.
- Pikiran terhalang (Thought Blocking) merupakan gangguan arus fikiran yang tiba-tiba terhenti, seperti ada sesuatu yang mengalihkan pikirannya dan beralih ke topik yang baru, biasanya kalau diajak bicara tiba-tiba diam dan kemudian melanjutkan pembicaraan tapi tidak nyambung.
- Perseverasi merupakan gangguan arus pikiran dimana jika ditanya dia akan memberikan jawaban yang berulang-ulang atas pertanyaan yang terdahulu, walaupun pertanyaannya sudah beda.
- Verbigerasi merupakan gangguan arus pikiran dimana jika ditanya dia akan memberikan jawaban dengan mengulang-ulang kata-kata yang sama tetapi tidak ada hubungan dengan yang ditanyakan, berbicara sendiri.
- Inkoherasi merupakan gangguan arus pikiran dimana berbicaranya tidak ada hubungan / asosiasi, tidak ada hubungan kalimat yang satu dengan yang lain.
- Gangguan isi pikiran, dibagi :
- Obsesi (tidak dapat dikendalikan) merupakan suatu isi pikiran atau ide yang mendesak kedalam lapangan pikiran, yang berulang-ulang dan berada diluar kemauan yang bersangkutan. Jadi, ada ide yang masuk kepikiran pasien dan tidak bisa dikendalikan, mendorong orang tersebut untuk melakukan tindakan tertentu. Pikiran yang berulang-ulang menimbulkan ketegangan dan untuk melepaskan ketegangan tersebut adalah dengan melakukannya. Impuls obsesi merupakan tindakan yang ada diluar kendali. Kompulsi adalah tindakan yang dihasilkan dari impuls obsesi. Ciri orang tersebut adalah sulit membuat keputusan, sangat hati-hati dan menginginkan ketepatan pada kesempatan.
- Preokupasi (dapat dikendalikan) merupakan suatu jenis isi pikiran dimana pikirannya untuk waktu yang lama berpusat atau terfokus pada satu fokus objek tertentu. Tapi jika dialihkan dengan hal-hal yang disukai, fokusnya dapat hilang.
- Waham (delusi) merupakan suatu keyakinan yang salah tapi oleh yang bersangkutan dipercaya sebagai suatu kebenaran, tidak bisa digoyahkan dan tidak sesuai dengan latarbelakang (pendidikan, sosial) yang bersangkutan.
- Beberapa jenis waham, sebagai berikut :
- Waham curiga, beberapa jenis waham curiga, yaitu :
- Waham kejaran merupakan suatu jenis waham dimana yang bersangkutan merasa yakin bahwa ada orang yang mau bermaksud / berniat jahat kepadanya tanpa suatu dasar atau alasan yang dapat dapat menjelaskan secara realistis terhadap keyakinannya. Contoh : merasa diguna-guna, disantet, diikuti, mau dibunuh.
- Waham cemburu merupakan waham yang tanpa alasan yang jelas orang yang bersangkutan menuduh bahwa pasangannya tidak setia atau berselingkuh, sehingga berusaha mengintegrasi agar pasangannya mengaku, bahkan dengan kekerasan.
- Waham dituduh merupakan waham yang tanpa alasan yang jelas orang yang bersangkutan merasa difitnah dan dituduh oleh orang lain.
- Waham kebesaran merupakan waham dimana yang bersangkutan merasa bahwa dirinya memiliki keistimewaan tertentu, merasa memiliki kemampuan yang hebat tetapi sebenarnya tidak sesuai dengan kenyataan.
- Waham cinta merupakan waham dimana yang bersangkutan merasa dicintai oleh orang tertentu yang tidak ada hubungannya dengan dirinya.
- Waham nihilistik merupakan waham dimana yang bersangkutan merasa bahwa dirinya tidak memiliki eksistensi dan merasa dirinya tidak berarti.
- Waham dikendalikan merupakan waham dimana orang yang bersangkutan merasa pikiran dan tindakannya dikendalikan oleh kekuatan luar.
- Waham dosa bersalah merupakan waham dimana orang yang bersangkutan merasa bahwa dirinya memiliki dosa bersalah dan tidak bisa diampuni.
- Thought insertion merupakan suatu jenis waham dimana orang yang bersangkutan merasa pikirannya dimasukkan oleh kekuatan luar, sehingga tidak memiliki pikirannya sendiri.
- Thought withdrawl merupakan suatu jenis waham dimana orang yang bersangkutan merasa pikirannya ditarik atau disedot oleh kekuatan luar.
- Thought broadcasting merupakan suatu jenis waham dimana orang yang bersangkutan merasa pikirannya disiarkan keluar sehingga orang mengetahui isi pikirannya.
- Gangguan Persepsi ,gangguan persepsi dibagi menjadi 2 jenis, antara lain :
- Ilusi (pada syaraf) yaitu Suatu persepsi yang salah terhadap suatu stimulus yang ada. Jadi, ada objeknya tapi hanya orang yang bersangkutan yang melihatnya. Contoh : seseorang melihat wajah orang lain tetapi tiba wajah orang yang dilihatnya berubah menjadi menyeramkan.
- Halusinasi (pada sensorik, tidak ada sumber) yaitu suatu keadaan dimana ada persepsi tapi tidak ada stimulus. Jenis halusinasi, antara lain :
- Halusinasi pendengaran, orang yang bersangkutan merasa mendengar ada bunyi atau suara yang tidak jelas padahal tidak ada.
- Halusinasi penglihatan, orang yang bersangkutan merasa melihat sesuatu padahal tidak ada.
- Halusinasi penciuman, orang yang bersangkutan merasa mencium bau sesuatu padahal tidak ada.
- Halusinasi taktil, orang yang bersangkutan merasa ada yang menjalar di tubuhnya / permukaan tubuhnya padahal tidak ada.
- Halusinasi somatik, orang yang bersangkutan merasa ada sesuatu seperti tumor atau penyakit yang terjadi didalam tubuhnya tapi saat diperiksa tidak ada apa-apa.
**Catatan Perkuliahan Psikiatri Semester 4, S1 Keperawatan STIKes Medistra Indonesia, Tahun 2011, Bekasi.
**WA
PERTEMUAN 2_Presented by Dr. Marbun
- Gangguan Kesadaran
- Jenis gangguan kesadaran, yaitu :
- Clouding Of Consciousneus merupakan gangguan kesadaran dimana ambang kesadaran meningkat sehingga rangsang atau stimulus yang tadinya menimbulkan persepsi yang baik, sekarang ini tidak dapat lagi menimbulkan persepsi. Peningkatan ambang rangsang menyebabkan yang bersangkutan tidak mampu menangkap rangsangan dengan baik dan tidak mampu memberikan jawaban. Tapi jika diberikan rangsangan secara berulang-ulang dan cukup kuat maka yang bersangkutan dapat menangkap juga.
- Dreamy state (keadaan seperti bermimpi) merupakan suatu gangguan kesadaran dimana terjadi penurunan kesadaran disertai dengan disorientasi dan halusinasi. Gangguan kesadaran ini hanya berlangsung selama beberapa menit, hari sampai beberapa bulan. Orang-orang dengan gangguan kesadaran dreamy state dapat berkelana ketempat-tempat jauh tanpa mengetahui dan menyadari apa yang dilakukannya. Jika sedang tidak terganggu, orang yang bersangkutan dapat mengetahuinya sebagai sebuah mimpi dan bercerita tentang apa yang dilakukannya.
- Contusional state merupakan suatu gangguan kesadaran yang ciri utamanya adalah disorientasi disertai oleh kebingungan dan gangguan arus pikir. Jika diajak berbicara maka orang itu akan terlihat kebingungan, terheran-heran dan sulit memberikan jawaban.
- Delirium merupakan gangguan kesadaran yang gejala utamanya adalah kegelisahan motorik (berteriak, memberontak, menjerit) disertai disorientasi, gangguan arus pikir, ilusi dan halusinasi.
- Somnolen merupakan gangguan kesadaran dimana terjadi penurunan kesadaran sampai seperti orang tertidur, tetapi masih bisa memberikan respon apabila diberikan rangsang yang cukup dan berulang-ulang.
- Sopor merupakan gangguan kesadaran dimana terjadi penurunan kesadaran yang berat sampai ketingkat koma, tetapi rangsangan yang cukup kuat masih bisa menimbulkan respon.
- Koma merupakan suatu keadaan penurunan kesadaran yang paling berat dimana rangsangan apapun tidak akan menimbulkan respon.
- Gangguan Perhatian
- Ada 2 gangguan perhatian, antara lain :
- Distraktibilitas yaitu gangguan perhatian dimana yang bersangkutan tidak mampu mempertahankan perhatian.
- In attention yaitu Gangguan perhatian dimana yang bersangkutan sama sekali tidak dapat memberikan perhatian.
- Gangguan Orientasi
- Beberapa gangguan orientasi, sebagai berikut :
- Disorientasi waktu yaitu orang yang bersangkutan tidak mampu menjelaskan waktu. Seperti jika ditanya tahun berapa, tetapi dia tidak dapat menyebutkannya.
- Disorientasi orang atau personal yaitu orang yang bersangkutan tidak mampu mengenali orang yang sudah biasa dia kenal, seperti mengenali orangtua.
- Disorientasi tempat yaitu ketidakmampuan orang yang bersangkutan untuk mengenal tempat.
- Gangguan Ingatan
- Gangguan ingatan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
- Amnesia, yaitu suatu gangguan ingatan dimana orang yang bersangkutan mengalami kehilangan ingatan. Amnesia dibagi menjadi 2, seperti :
- Amnesia psikogenik, disebabkan oleh konflik batin. Jenisnya :
- Katathymic amnesia merupakan jenis amnesia yang disebabkan oleh adanya kompleks yang bermuatan emosi tinggi yang hendak ditekan kedalam alam bawah sadarnya oleh orang yang bersangkutan. Biasanya bersifat partial dan tidak menyeluruh.
- Histerical amnesia merupakan amnesia yang timbul oleh rasa malu dan rasa takut yang luar biasa dan biasanya bersifat total atau menyeluruh, bahkan dia bisa lupa dengan identitas dirinya.
- Amnesia organik, disebabkan oleh penyakit-penyakit organik. Jenisnya :
- Retrograde amnesia merupakan suatu jenis amnesia dimana yang bersangkutan lupa akan hal-hal, peristiwa dan ingatan sebelum dia mengalami kecelakaan atau suatu kejadian.
- Antegrade amnesia merupakan suatu jenis amnesia dimana yang bersangkutan lupa akan hal-hal yang terjadi setelah dia mengalami kecelakaan.
- Dysmnesia, merupakan suatu gangguan ingatan dimana orang yang bersangkutan mengalami penyimpangan ingatan. Dysmnesia dibagi menjadi 2, seperti :
- Konfabulasi merupakan suatu penyimpangan ingatan dimana kekosongan ingatan pada orang yang bersangkutan diisi dengan ingatan-ingatan baru yang dikarang oleh yang bersangkutan tetapi dengan tidak benar.
- De Ja Vu merupakan suatu penyimpangan ingatan dimana seolah-olah dia pernah berada atau pernah melihat suatu tempat, padahal sebenarnya dia tidak pernah melihat tempat itu.
- Gangguan Emosi, jenis-jenis gangguan emosi, sebagai berikut :
- Afek (mimik muka) yaitu ekspresi eksternal dari emosi yang terlihat di wajah seseorang. Gangguan afek dibagi menjadi 3, yaitu :
- Afek tumpul yaitu afek dimana ekspresi emosi atau afektifnya terbatas.
- Afek datar yaitu afek dimana tidak ada ekspresi wajah.
- In appropriate afek (afek tidak serasi) yaitu gangguan afek yang ekspresinya berbeda dengan ide-ide, cerita dan pikirannya.
- Mood merupakan kondisi internal atau suasana hati. Gangguan mood dibagi menjadi 2, yaitu :
- Eufhoria merupakan kondisi mood yang berisi kegembiraan dan kesukaan tetapi tidak sesuai dengan realita kehidupannya.
- Depresi merupakan gangguan mood yang berisi kesedihan, perasaan tertekan, tidak bergairah dan murung.
- Gangguan Berbicara, beberapa jenis gangguan berbicara, sebagai berikut :
- Gagap merupakan suatu gangguan berbicara dimana bicaranya terputus-putus dengan pengulangan kata-kata. Biasanya orang yang bersangkutan ingin menyampaikan begitu banyak ide dengan waktu terbatas, sehingga pembicaraannya terputus-putus. Biasanya dimulai pada anak usia 4 tahun dan pada sebagian kasus gagap menghilang pada masa dewasa dan sebagian kasus lagi tidak menghilang.
- Mutisma merupakan suatu gangguan berbicara dimana orang yang bersangkutan sama sekali tidak mau berbicara atau membisu. Terdapat salah satu jenis mutisma yaitu mutisma selektif dimana orang yang bersangkutan hanya mau berbicara pada orang-orang tertentu tetapi tidak mau berbicara dengan orang yang lainnya.
- Neologisma merupakan salah satu gangguan berbicara dimana yang bersangkutan menciptakan kata-kata baru, tetapi kata-kata tersebut tidak ada dalam kamus atau pembendaharaan kata sehari -hari dan tidak bisa dimengerti.
- Word salad yaitu terjadi pencampuradukan kata-kata dimana kata-kata tersebut ada dalam kehidupan sehari-hari dan dicampuradukan dengan kata-kata baru sehingga tidak ada pengertian.
- Gangguan Motorik, beberapa jenis gangguan motorik, antara lain :
- Retardasi psikomotorik merupakan suatu gangguan motorik dimana terjadi penurunan gerak motorik secara kualitasnya sehingga gerakannya menjadi lambat. Biasanya ditemukan pada pasien depresi berat.
- Stupor katatonik yaitu terjadi penurunan gerak motorik yang sangat hebat dan bahkan bisa sampai orang yang bersangkutan tidak bergerak sama sekali.
- Agitasi psikomotorik merupakan suatu gangguan motorik dimana terjadi peningkatan aktivitas motorik yang sangat hebat yang berada diluar kesadaran orang yang bersangkutan dan menimbulkan kegaduhan.
- Katalepsi merupakan gangguan motorik dimana yang bersangkutan mempertahankan posisi tubuh tertentu secara kaku dan tidak bisa dirubah.
- Flexibilitas cerea yaitu gangguan motorik dimana yang bersangkutan mempertahankan posisi tubuh tertentu yang dibuatkan oleh orang lain kepada orang yang bersangkutan.
- Strereotipi merupakan suatu gangguan motorik dimana terjadi gerakan motorik secara berulang-ulang dan tidak memiliki tujuan.
**Catatan Perkuliahan Psikiatri Semester 4, S1 Keperawatan STIKes Medistra Indonesia, Tahun 2011, Bekasi.
**WA
PERTEMUAN 3_Presented by Dr. Marbun
- Skizofrenia
- Skizofrenia adalah gangguan jiwa yang berat yang ditandai oleh gangguan proses pikir, gangguan persepsi, gangguan emosi dan gangguan perilaku. Untuk menentukan apakah seseorang itu menderita gangguan skizofrenia atau tidak, maka ada kriteria diagnostik yang harus dipenuhi, sebagai berikut :
- Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas, biasanya dua gejala atau lebih bila gejala tersebut kurang jelas, yaitu:
- Jenis Thought :
- Thought insertion yaitu pikirannya dimasukkan dari kekuatan luar.
- Thought withdrawl yaitu pikirannya disedot atau ditarik oleh kekuatan luar.
- Thought broadcasting yaitu pikirannya disiarkan keluar.
- Thought echo yaitu pikirannya menggema.
- Jenis waham :
- Waham dikendalikan yaitu merasa dirinya dikendalikan oleh kekuatan luar.
- Waham dipengaruhi yaitu merasa dirinya dipengaruhi oleh kekuatan luar.
- Waham pasif yaitu merasa dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap kekuatan luar.
- Halusinasi pendengaran, berupa suara yang memberi komentar secara terus-menerus terhadap perilaku pasien, suara yang mendiskusikan perilaku pasien atau suara yang berasal dari bagian tubuh.
- Waham menetap lainnya yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan mustahil. Seperti mampu mengendalikan cuaca.
- Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas, sebagai berikut :
- Halusinasi yang menetap dari panca indra apa saja yang disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas.
- Arus pikiran yang terputus, mengalami sisipan yang berakibat inkoherasi, pembicaraan yang tidak relevan atau neologismen.
- Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah, posisi tubuh tertentu atau fleksibilitas cerea.
- Gejala-gejala negatif seperti sikap sangat apatis, bicara jarang dan respon emosional yang manopole atau tidak wajar. Biasanya mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial. Tapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau obat psikotropik.
- Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu 1 bulan.
- Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri dan penarikan diri secara sosial.
- Beberapa jenis skizofrenia, antara lain :
- Skizofrenia paranoid (isi pikiran), kriteria diagnostik : memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia dan sebagai tambahan adanya halusinasi dan waham yang menonjol. Halusinasi tersebut berupa suara-suara yang mengancam pasien, memberi perintah, suara verbal atau suara tanpa bentuk. Bisa juga halusinasi tersebut berupa halusinasi pembauan, pengecapan atau bersifat seksual. Waham dapat berupa waham apa saja, tapi yang paling khas ialah waham dikendalikan, waham dipengaruhi, waham pasif atau waham kejaran, dorongan kehendak, gangguan afektif, serta gejala katatonik tidak menonjol.
- Skizofrenia hebefrenik (arus pikir), kriteria diagnostik :
- memenuhi kriteria umum diagnostik skizofrenia.
- Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau dewasa muda (on side 15-25 tahun).
- Kepribadian premorbit, biasanya menunjukkan ciri pemalu dan senang menyendiri.
- Untuk diagnosis hebefrenia yang meyakinkan umumnya di perlukan pengamatan kontinu selama 2 atau 3 bulan untuk memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini benar-benar bertahan :
- Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diramalkan, ada kecenderungan untuk selalu menyendiri dan perilaku menunjukkan tidak adanya tujuan dan hampa perasaan.
- Afek pasien dangkal dan tidak wajar atau tidak serasi dan sering disertai oleh cekikikan atau perasaan puas sendiri, senyum sendiri, tertawa menyeringai dan kata-kata yang diulang-ulang.
- Proses pikir mengalami disorganisasi, pembicaraan tidak menentu dan inkoheren.
- Gangguan afektif dan dorongan kehendak serta gangguan proses pikir umumnya menonjol. Halusinasi dan waham mungkin ada, tetapi biasanya tidak menonjol. Dorongan kehendak yang bertujuan ditinggalkan sehingga perilaku penderita memperlihatkan ciri khas, yaitu perilaku tanpa tujuan. Adanya suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat-buat terhadap agama, filsafat dan tema abstrak lainnya yang makin mempersukar orang memahami jalan pikiran pasien.
- Skizofrenia katatonik (gerakan motorik), kriteria diagnostik :
- Memenuhi kriteria umum diagnostik skizofrenia.
- Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran klinisnya, yaitu :
- Stupor, amat berkurangnya respon atau reaksi terhadap lingkungan, berkurangnya gerakan, aktivitas spontan dan mutisma (tidak bicara).
- Gaduh gelisah, tampak peningkatan aktivitas motorik yang tak bertujuan yang tidak dipengaruhi stimulus eksternal.
- Menampilkan posisi tubuh tertentu (secara sukarela mengambil dan mempertahankan posisi tubuh tertentu yang aneh-aneh)
- Negativisme (tampak jelas perlawanan yang tidak bermotif terhadap semua perintah atau upaya untuk menggerakkan ke arah yang berlawanan)
- Rigiditas (mempertahankan posisi tubuh yang kaku untuk melawan upaya menggerakkan dirinya)
- Fleksibilitas cerea (mempertahankan anggota gerakan dalam posisi yang dapat dibentuk dari luar)
- Gejala-gejala lain seperti kepatuhan secara otomatis terhadap perintah dan pengulangan kata-kata atau kalimat
- Skizofrenia tak terinci, kriteria diagnostik :
- Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia.
- Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik dan katatonik.
- Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia residual atau depresi pasca skizofrenia.
- Depresi pasca skizofrenia, kriteria diagnostik, (Diagnosis harus ditegakkan hanya jika):
- Pasien telah menderita skizofrenia selama 12 bulan terakhir.
- Beberapa gejala skizofrenia masih ada, tetapi tidak lagi mendominasi gambaran klinisnya.
- Gejala-gejala depresi menonjol dan memenuhi kriteria episode depresif dan telah ada dalam kurun waktu paling sedikit 2 minggu.
- Skizofrenia residual, kriteria diagnostik :
- Gejala negatif dari skizofrenia yang menonjol, seperti perlambatan psikomotorik, aktivitas menurun, afek menumpul, sikap pasif dan ketiadaan inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi non verbal yang buruk seperti ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara, perawatan diri dan kinerja sosial yang buruk.
- Sedikitnya ada satu riwayat episode psikotik yang jelas yang memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia.
- Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang dan telah timbul sindrom negatif dari skizofrenia.
- Tidak terdapat dimensia, gangguan otak organik lain atau depresi kronis yang dapat menjelaskan disabilitas negatif tersebut.
- Skizofrenia simpleks, kriteria diagnostik : Skizofrenia simpleks sulit dibuat secara meyakinkan karena tergantung pada pemantapan perkembangan yang berjalan perlahan dari gejala negatif yang khas dari skizofrenia residual tanpa didahului riwayat halusinasi, waham atau manifestasi lain dari episode psikotik. Gangguan ini kurang jelas gangguan psikotiknya dibandingkan dengan gejala skizofrenia lainnya.
**Catatan Perkuliahan Psikiatri Semester 4, S1 Keperawatan STIKes Medistra Indonesia, Tahun 2011, Bekasi.
**WA
PERTEMUAN 4_Presented by Dr. Marbun
- Gangguan Skizoafektif, kriteria diagnostik :
- Adanya gejala-gejala skizofrenia dan gejala gangguan afektif yang sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan atau dalam beberapa hari, tetapi masih dalam satu episode penyakit yang sama.
- Diagnosa gangguan ini tidak ditegakkan untuk pasien yang menampilkan gejala skizofrenia dan gangguan afektif, tetapi dalam episode penyakit yang berbeda.
- Gangguan Waham, kriteria diagnostik :
- Waham merupakan satu-satunya ciri yang khas atau gejala yang paling mencolok. Waham tersebut harus sudah ada sedikitnya 3 bulan lamanya.
- Gejala-gejala depresi mungkin saja terjadi secara intermitten dengan syarat waham tersebut menetap pada saat tidak terdapat gangguan afektif itu.
- Tidak boleh ada bukti tentang adanya penyakit otak.
- Tidak ada halusinasi pendengaran atau hanya kadang-kadang saja ada dan bersifat sementara.
- Gangguan Psikotik Akut dan Sementara, kriteria diagnostik :
- Konsep yang akut dimana dalam waktu 2 minggu atau kurang gejala-gejala psikotik menjadi nyata dan mengganggu sedikitnya beberapa aspek kehidupan dan pekerjaan sehari-hari.
- Adanya gejala-gejala yang khas yaitu beraneka ragam dan berubah dengan cepat.
- Bisa didahului oleh penyebab tertentu, tapi bisa juga tidak di dahului oleh penyebab tertentu.
- Gangguan Mood, kelainan fundamental dari kelompok gangguan ini ialah:
- perubahan suasana perasaan atau suasana hati biasanya ke arah depresi atau ke arah elasi.
- Gejala :
- Maniak tanpa gejala Psikotik, kriteria diagnostik untuk gangguan ini adalah :
- Episode harus berlangsung sekurang-kurangnya satu minggu dan cukup berat sehingga mengganggu seluruh atau hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas sosial yang biasa dilakukan.
- Perubahan mood harus disertai dengan energi yang bertambah sehingga aktivitas berlebihan, percepatan dan kebanyakan bicara, kebutuhan tidur yang berkurang, ide-ide kebesaran dan terlalu optimis.
- Maniak dengan gejala psikotik, kriteria diagnostik :
- Episode harus berlangsung sekurang-kurangnya satu minggu dan cukup berat sehingga mengganggu seluruh atau hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas sosial yang biasa dilakukan.
- Perubahan mood harus disertai dengan energi yang bertambah sehingga aktivitas berlebihan, percepatan dan kebanyakan bicara, kebutuhan tidur yang berkurang, ide-ide kebesaran dan terlalu optimis.
- Ide-ide kebesaran dapat berkembang menjadi waham kejaran.
- Episode Depresi
- Gejala utama pada episode depresi adalah mood yang depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menyebabkan rasa mudah lelah dan menurunnya aktivitas.
- Gejala Lainnya adalah konsentrasi berkurang, kepercayaan diri berkurang, rasa bersalah dan tidak berguna, pandangan masa depan yang kurang dan pesimis, pikiran-pikiran untuk membahayakan diri atau bunuh diri, tidur kebanyakan atau terlalu sedikit, nafsu makan bisa berkurang atau sebaliknya semakin meningkat.
- Episode depresi dibagi menjadi :
- Episode Depresi Ringan (Episode Depresi Ringan di bagi menjadi dua yaitu Episode Depresi Ringan dengan Gejala Somatik dan Episode Depresi Ringan Tanpa gejala Somatik), kriteria Diagnostiknya:
- Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari gejala utama seperti yang disebut di atas.
- Ditambah sekurang-kurangnya 2 gejala lainnya.
- Berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu.
- Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukannya.
- Episode Depresi Sedang, kriteria Diagnostiknya adalah :
- Sekurang-kurangnya harus ada dua gejala utama.
- Ditambah sekurang-kurangnya tiga atau empat elasi gejala lainnya.
- Berlangsung paling sedikit 2 Minggu.
- Menghadapi kesulitan nyata untuk melakukan pekerjaan, kegiatan sosial dan urusan rumah tangga.
- Episode Depresi Berat
- Episode Depresi Berat Tanpa Gejala Psikotik, kriteria diagnostiknya adalah :
- Harus ada 2 gejala utama depresi.
- Ditambah sekurang-kurangnya 4 gejala lainnya.
- Paling sedikit berlangsung 2 minggu tetapi jika gejala sangat berat diagnosa dapat ditegakkan walaupun gejala kurang dari 2 minggu.
- Pasien sama sekali tidak mampu menjalankan pekerjaan, kegiatan sosial atau urusan rumah tangga kecuali pada taraf yang sangat terbatas.
- Episode Depresi Berat dengan Gejala Psikotik, kriteria Diagnostiknya adalah :
- Harus ada 2 gejala utama depresi.
- Ditambah sekurang-kurangnya 4 gejala lainnya.
- Paling sedikit berlangsung 2 minggu tetapi jika gejala sangat berat diagnosa dapat ditegakkan walaupun gejala kurang dari 2 minggu.
- Pasien sama sekali tidak mampu menjalankan pekerjaan, kegiatan sosial atau urusan rumah tangga kecuali pada taraf yang sangat terbatas
- Adanya waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu.
- Halusinasi pendengaran biasanya berupa siara yang menghina.
- Gangguan Afektif Bipolar, gangguan ini pada waktu tertentu terjadi peningkatan afek disertai penambahan energi dengan aktivitas sementara pada waktu lain terjadi penurunan afek di sertai pengurangan energi dengan aktivitas. Biasanya didahului oleh episode manik yang berlangsung antara 2 minggu sampai 5 bulan kemudian berganti dengan episode depresi yang berlangsung sekitar 6 bulan. Diantara 2 episode (manik dan depresi) biasanya ada penyembuhan sempurna.
- Jenis gangguan afektif bipolar :
- Gangguan afektif bipolar episode klinik hipomanik, kriteria diagnostiknya adalah :
- Memenuhi kriteria hipomania.
- Pada masa lalu ada sekurang-kurangnya 1 episode manik atau depresi.
- Gangguan afektif bipolar episode klinik depresi berat tanpa gejala psikotik, kriteria Diagnostiknya adalah :
- Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresi berat.
- Harus ada sekurang-kurangnya satu episode hipomanik atau manik di masa lalu
- Gangguan afektif bipolar episode klinik depresi berat dengan gejala psikotik, kriteria Diagnostiknya adalah :
- Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresi berat.
- Harus ada sekurang-kurangnya satu episode hipomanik atau manik di masa lalu
- Adanya gejala psikotik
**Catatan Perkuliahan Psikiatri Semester 4, S1 Keperawatan STIKes Medistra Indonesia, Tahun 2011, Bekasi.
**WA
PERTEMUAN 5_Presented by Dr. Marbun
- Psikotropik adalah obat yang mempengaruhi pikiran, perasaan dan perilaku.
- Anti Psikosis
- Anti Depresan
- Anti Maniak / Mood Stabilizer
- Anti cemas (Antisietas)
- Anti Psikosis, dibagi menjadi 2 :
- Tipikal, macam-macam tipikal :
- Fenotiazin : Chlorpromazin. Efek farmakologi Chlorpromazin, meliputi efek pada susunan saraf pusat, sistem otonom dan sistem endokrin. Chlorpromazin banyak digunakan dalam sehari-hari. Pada susunan saraf pusat Chlorpromazin menimbulkan efek sedasi yang disertai sikap acuh tak acuh terhadap rangsang dari lingkungan. Pada pemakaian lama dapat timbul toleransi terhadap efek sedasi. Berbeda dengan barbiturat, Chlorpromazin tidak dapat mencegah timbulnya kompulsi akibat rangsang listrik, maupun rangsang oleh obat. Semua delifat senitiasin memperngaruhi ganglia basa sehingga menimbulkan gejala parkinson. Chlorpromazin dapat mengurangi atau mencegah muntah yang disebabkan rangsangan pada Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ). Pada dosis berlebihan, semua deliratsenotiazin dapat menyebabkan gejala ekstra piramidal, yang terutama terlihat ialah akatisia dan parkinson. Sedangkan sindrom Neuroleptik Malignan jarang terjadi. Gejala yang bisa timbul setelah pengobatan berbulan-bulan atau bertahun-tahun adalah tremor (tangan gemetar). Chlorpromazin mempunyai efek samping terhadap sistem reproduksi pada wanita dapat terjadi aminore (tidak haid), galaktore, peningkatan libido, sedangkan pada laki-laki bisa terjadi penurunan libido dan ginekomasti. Pada sistem kardiovaskuler, Chlorpromazin dapat menyebabkan terjadinya hipotensi ortostatik dan peningkatan denyut nadi. Efek ini diperkirakan karena efek otonom dari Chlorpromazin. Kebanyakan antipsikosis diabsorbsi sempurna, sebagian di antaranya mengalami metabolisme. Chlorpromazin tersedia dalam bentuk tablet dengan dosis 25mg dan 100mg. Selain itu juga tersedia dalam bentuk larutan suntik dengan dosis 25mg dalam 1ml larutan.
- Haloperidol (pada susunan saraf pusat), haloperidol bersifat menenangkan dan menyebabkan tidur pada orang yang mengalami epsitasi. Efek sedatif Haloperidol kurang kuat dibanding chlorpromazin. Pada saraf otonom, efek Haloperidol lebih lemah di banding anti psikotik lain namun demikian Haloperidol dapat menyebabkan pandangan kabur. Pada sistem kardiovaskuler Haloperidol juga dapat menyebabkan hipotensi tetapi tidak sehebat obat chlorpromazin. Haloperidollebih sering menimbulkan gejala ekstra piramidal, terutama pada pasien berusia muda. Pengobatan dengan Haloperidol harus dimulai dengan hati-hati. Haloperidol sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil. Haloperidol tersedia dalam bentuk tablet dengan dosis 0,5; 1,5 dan 5 mg. Juga tersedia dalam bentuk larutan dengan dosis 1 ml dalam 1 ml dan 5 ml dalam 1 ml.
- Atipikal, beberapa jenis atipikal :
- Klozapin, merupakan antipsikotik atipikal pertama dengan potensi yang kuat. Disebut atipikal karena obat ini hampir tidak menimbulkan efek ekstrapiramidal. Klozapin efektif untuk mengatasi gejala-gejala psikosis dan skizofrenia. Baik gejala positif maupun gejala negatif. Efek klozapin sudah terlihat dalam waktu 2 minggu diikuti perbaikan secara bertahap pada minggu-minggu berikutnya. Obat ini hanya digunakan untuk pengobatan pasien yang resisten terhadap obat lain. Obat ini sangat cocok untuk pasien yang menunjukkan gejala ekstrapiramidal yang berat oleh pemberian antipsikosis tipikal berlebihan. Namun karena klozapin dapat menimbulkan agranulositosis kadar segmen leukosit menurun (depresi berat), maka pemakaiannya hanya pada pasien yang resisten terhadap obat lain. Pasien yang di beri klozapin harus dipantau jumlah terkaitnya setiap minggu. Klozapin tersedia dalam bentuk tablet dengan dosis 25mg dan 100mg.
- Olanzapin, indikasi utama olanzapin adalah untuk pengobatan skizofrenia dan juga digunakan sebagai anti maniak. Meskipun strukturnya mirip dengan klozapin, olanzapin tidak menyebabkan agranulositosis seperti klozapin. Efek samping yang sering dilaporkan peningkatan berat badan, hiperglikemik, hiperlipidemi. Olanzapin tersedia dalam bentuk tablet dengan dosis 5 dan 10 mg. Juga tersedia dalam larutan untuk suntikan 10 mg.
- Risperidone, indikasi risperidone untuk terapi skizofrenia. Baik untuk gejala positif maupun gejala negatif. Disamping itu juga digunakan untuk gangguan bipolar dan depresi berat yang di sertai psikosis. Efek samping yang ditimbulkan somnolen, mual, muntah, peningkatan berat badan, hiperprolaktimin, dan gejala ekstrapiramidal. Umumnya efek samping ekstrapiramidal umumnya lebih ringan dibanding dengan antipsikosis tipikal. Risperidone tersedia dalam bentuk tablet dengan dosis 1 mg, 2 mg, 3 mg. Juga tersedia dalam bentuk larutan untuk injeksi dengan dosis 50 mg dalam 5 ml.
**Catatan Perkuliahan Psikiatri Semester 4, S1 Keperawatan STIKes Medistra Indonesia, Tahun 2011, Bekasi.
**WA